TEORI TERBENTUKNYA JAGAD RAYA
TEORI LEDAKAN BESAR
Menurut teori ini dijelaskan bahwa
jagat raya terbentuk dari ledakan dahsyat yang terjadi kira-kira 13.700 juta
tahun yang lalu. Akibat ledakan tersebut materi-materi dengan jumlah sangat
banyak terlontar ke segala penjuru alam semesta. Materi-materi tersebut
akhirnya membentuk bintang, planet, debu kosmis, asteroid, meteor, energi, dan
partikel-partikel lain.
Teori ”Big Bang” ini didukung oleh beberapa
orang astronom, diantaranya Tahun 1929 Edwin Hubble mengungkapkan bahwa
berdasarkan pengamatan dan penelitian yang dilakukannya, menunjukkan bahwa
jagat raya ini tidak bersifat statis. Semakin jauh jarak galaksi dari Bumi,
semakin cepat proses pengembangannya. Edwin Hubble menemukan bahwa ada galaksi
lainnya selain galaksi Bimasakti (Milky Way) dan bahwa semua galaksi itu
mengalami pergeseran merah (cahaya bintang-bintang dan galaksi mendekati
spektrum merah). Dahulu mereka berdekatan dan berkumpul pada suatu titik massa
yang mampat, disebut dengan “volume nol” atau “singularitas” yang akhirnya
meledak dan mengembang.
Penemuan tersebut dikuatkan lagi oleh
ahli astrofisika dari Amerika Serikat, Arno Pnezias dan Robert Wilson
pada tahun 1965 telah mengukur tahap radiasi yang ada di angkasa raya. Penemuan
ini kemudian disahkan oleh ahli sains dengan menggunakan alat NASA yang bernama
COBE spacecraft antara tahun 1989–1993. Kajian-kajian terkini dari laboratorium
CERN (Conseil Europeen pour la Recherche Nucleaire atau European
Council for Nuclear Research) yang terletak berdekatan dengan Genewa
menguatkan lagi teori ”Big Bang”. Semua ini mengesahkan bahwa pada masa dahulu
langit dan Bumi pernah bersatu sebelum akhirnya terpisah-pisah seperti
sekarang.
TEORI KEADAAN TETAP
Teori ”keadaan tetap” atau teori
ciptaan sinambung menyatakan bahwa jagat raya selama berabad-abad selalu dalam
keadaan yang sama dan zat hidrogen senantiasa dicipta dari ketiadaan.
Penambahan jumlah zat, dalam teori ini memerlukan waktu yang sangat lama, yaitu
kira-kira seribu juta tahun untuk satu atom dalam satu volume ruang angkasa.
Teori ini diajukan oleh ahli astronomi Fred
Hoyle dan beberapa ahli astrofisika Inggris. Berikut teori ”keadaan
tetap”, Ketika alam semesta mengembang, materi baru terus-menerus muncul
dengan sendirinya dalam jumlah tepat sehingga alam semesta berada dalam
“keadaan-stabil”. Galaksi baru yang terciptakan dari materi baru ini akan
membuat jagat raya tampak sama sepanjang masa. kita harus menerima bahwa zat
baru selalu diciptakan dalam ruang angkasa di antara berbagai galaksi, sehingga
galaksi baru akan terbentuk guna menggantikan galaksi yang menjauh. Untuk
mempertahankan kerapatan jagat raya konstan, laju penciptaan materi cukup kecil
yakni satu atom hidrogen per sentimeter kubik setiap 1 milyar tahun.
Dengan kata lain, alam semesta menurut
teori ini adalah statis/tetap, tidak permulaan atau akhir. Alam semesta akan
tetap sama kelihatannya sampai kapanpun. Orang sepakat bahwa zat yang merupakan
asal mula bintang dan galaksi tersebut adalah hidrogen. Teori ini diterima
secara skeptis oleh beberapa ahli yang lain, sebab hal itu melanggar salah satu
hukum dasar fisika, yaitu hukum kekekalan zat. Zat tidak dapat diciptakan atau
dihilangkan tetapi hanyalah dapat diubah menjadi jenis zat lain atau menjadi
energi. Sampai saat ini belum dapat dipastikan bagaimana sesungguhnya jagat
raya ini terbentuk.
Teori-teori yang dikemukakan para ahli
tersebut tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri-sendiri. Teori ini
segera runtuh dan tidak banyak penggemarnya ketika ditemukan radiasi latar
belakang kosmik. Stephen Hawking mengatakan bahwa materi yang mengisi
ruang dan berupa materi baru bersifat memencar sehingga keadaan jagad raya
selalu mengalami perubahan.
TEORI JAGAD RAYA MENGEMBANG
Galaksi-galaksi
bergerak saling menjauhi, yang berarti jagat raya mengembang menjadi lebih
luas.
Alexandre Friedmann
(Rusia) tahun 1922 menghasilkan perhitungan yang menyatakan struktur alam
semesta tidak statis dan impuls kecil mungkin cukup membuat alam semesta
mengerut atau mengembang sesuai Teori Relativitas Einstein. Berdasarkan
perhitungan Friedman tahun 1927, Pastur Katholik Belgia, Georges Lemaitre
menyatakan bahwa alam semesta mempunyai permulaan dan mengalami pengembangan.
Ia mengusulkan bahwa alam semesta dimulai dengan atom primitif.
TEORI BERAYUN
Ilustrasi
Tampaknya Teori Alam Semesta yang
Berayun merupakan kelajutan dari teori Dentuman/Ledakan Besar. Para ahli menemukan
bahwa gerak galaksi yang saling menjauh itu menunjukkan tanda-tanda makin
melambat. Pelambatan ini menghasilkan suatu spekulasi bahwa alam semesta ini
melengkung positif. Apabila benar demikian maka berarti alam semesta ini tak
bertepi tetapi tidak tanpa batas. Sehingga, pada suatu waktu semua materi akan
berhenti dan mulai mengerut lagi sebagai akibat gaya (tarik) gravitasi.
Semua materi akan termampat lagi
menjadi sebuah bola raksasa dan selanjutnya akan meledak lagi. Terbentuklah
alam semsta seperti yang kita alami saat ini. Selama proses mengembang dan
mengkerut, memampat dan meledak tiada materi yang rusak atau tercipta,
melainkan hanya berubah tatanannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar